Mencoba Keluar dari Tekanan

Waktu baca :

4 menit
Trakteer Saya

Trakteer Saya

Seorang followers saya baru baru ini bertanya tentang kinerja Sido Muncul (SIDO) yang menghadapi tekanan besar di 2023 ini.

Secara kebetulan, saat tulisan ini dibuat, harga sahamnya SIDO tertekan ke palung terdalam. Dari harga tertinggi 1000-an, kini kembali ke harga 500-an. Seperti halnya sejumlah saham lain yang harga sahamnya tertekan, macam Unilever (UNVR) dan Ace Hardware (ACES), kepanikan nampak terasa dalam penuturan sejumlah pelaku pasar di forum forum saham. Padahal, SIDO sebelumnya dianggap menjadi satu saham rekomendasi dengan kinerja yang relatif terus bertumbuh tiap tahunnya.

Bagaimana nasib SIDO selanjutnya? Apakah ia akan menjadi UNVR KW? Atau ia akan bisa bangkit dengan caranya sendiri?

Note : Saya sudah exit sebagian besar porsi dari SIDO, sebelum kejatuhan harga saat ini. Namun, masih ada porsi sedikit. Jika koreksi memungkinkan, saya mempertimbangkan untuk kembali masuk ke SIDO.

=====

Tahun 2023 ini bisa dibilang masih melanjutkan tantangan yang telah terjadi sejak 2022 lalu. Pemulihan akibat pandemi masih terjadi, namun menghadapi situasi yang tak terbayangkan. Rusia vs Ukraina memutarbalikkan situasi, yang meski menguntungkan bagi pebisnis komoditas karena harga komoditas meningkat, namun membuat banyak bisnis terdampak. Sementara itu, euforia menyambut kebebasan setelah pandemi reda memicu adanya ledakan permintaan. Kedua situasi ini mengakibatkan inflasi (kenaikan harga) dan tantangan ekonomi yang berbeda beda tiap negara.

Indonesia sendiri, meski diuntungkan akibat harga komoditas andalan yang naik, menciptakan surplus neraca pembayaran pemerintah, namun karena adanya ketergantungan kuat pada impor, terutama minyak dan gas, membuat tantangan tersendiri. Inflasi bisa dikontrol, namun situasi tetap terasa berat karena daya beli kurang. Harga naik, pendapatan begitu begitu saja. Sementara, pandemi “memporakporandakan” tabungan di sisi satu, dan mengubah kebiasaan hidup di sisi lain. Bagi kalangan menengah ke bawah, tekanan makin terasa ketika terjadi PHK di sejumlah industri seperti tekstil. Sementara, menengah ke atas masih “pelit” untuk banyak belanja dan ekspansi. Lebih sibuk “healing” di Bali dan daerah eksotis – sambil bekerja tentu – dan memamerkannya di media sosial.

Bagaimana pemerintah? Agaknya pemerintah sudah ketularan kalangan menengah ke atas. Dana dana mengendap di rekening pemerintah daerah menjadi sorotan, sementara pemerintah pusat sendiri nampak terlalu berhati hati dalam belanja. Semua situasi inilah yang menjadi penyebab sektor konsumsi, dimana SIDO berbisnis, menghadapi tantangan tak mudah di tahun ini.

Itu dari sisi eksternal, yang diakui oleh manajemen sebagai alasan utama penurunan kinerjanya. Nah, sekarang giliran dari sisi internal. Seperti terlihat pada grafik berikut, kinerja SIDO tergolong baik sejak lama. Saya coba tarik dari 2017. Bahkan, dalam situasi pandemi puncak puncaknya, produk produk imunitas seperti Tolak Angin, justru membuat mereka mencapai rekor tertinggi pendapatannya. Itulah yang membuat mereka mulai pede untuk memperbesar bisnis jamu dan suplemen dari sejumlah bahan bahan alam (herbal) di luar Tolak Angin. Promosi suplemen herbal saat ini masih digenjot, baik di media maupun di platform e-commerce.

Namun, situasi abnormal tersebut tak berulang. Pendapatan SIDO terkoreksi di 2022 dan masih berlanjut di 2023 ini. Lebih detail koreksinya, bisa cek di grafik kinerja kuartalan per kuartalan berikut.

Dari grafik tersebut, kinerja tertinggi SIDO dalam 2 tahun terakhir itu di Q3 2021. Pada kuartal itu, situasi Indonesia yang sempat mulai dibuka sedikit demi sedikit mobilitasnya, kemudian akibat kasus pandemi meningkat lagi, kembali memperketat mobilitas. Saat itu orang orang kembali FOMO belanja dan khawatir terhadap pemburukan situasi. Disitulah Tolak Angin yang dianggap bagus untuk imunitas diburu. Jadi, ada bias terhadap kinerja yang abnormal (terlalu beda), dimana investor mungkin mengharapkan situasi itu terus terjadi. Jika situasi itu terus terjadi, tentu kita tidak bisa menikmati kebebasan seperti hari ini.

Agaknya wajar jika koreksi pada 2022 terjadi. Itu bagi saya adalah “level normal” bagi SIDO. Namun, yang tak terduga tentu adalah kinerja tahun 2023. Maka itu kembali ke jawaban di awal, soal daya beli.

Sekarang pertanyaannya, bagaimana SIDO bisa keluar dari tekanan ini?

Saya melihat upaya perluasan produk SIDO, misalnya kini masuk juga ke minuman jadi (ready to drink), bisa diharapkan untuk memperbaiki keadaan. Selain itu, perluasan ini tentu bermanfaat untuk memperluas pasar SIDO, agar tidak terkungkung hanya di jamu. Hal ini efektif jika menyasar pasar baru, terutama anak muda. Namun, masih terdapat keraguan dari sisi eksekusi dan kompetitif produk suplemen herbal dan produk minuman energi andalan SIDO, Kuku Bima – faktor persaingan ketat dengan Extra Joss. Jika ini bisa diatasi, maka SIDO bisa menguatkan kinerjanya, tak bergantung dari grup Tolak Angin saja.

Soal harga saham, saya paham ada semacam trauma tersendiri mengingat kisah kisah silam. Namun, untuk SIDO ini masih lebih mudah diperbaiki, dibandingkan katakanlah UNVR atau emiten konsumer serupa. Apa yang terjadi di UNVR tentu lebih menantang karena mix produknya beragam dan UNVR punya kekuatan di hampir semuanya, sehingga pesaingnya definisi lebih banyak dari SIDO dan ia mesti mempertahankan kekuatannya. Kompetitor terdekatnya SIDO hanya beberapa grup utama, seperti Kalbe Farma (KLBF), Tempo Scan (TSPC), Deltomed Laboratories, Sinde Budi dan Enesis, karena tidak semua bisa leluasa bermain di ranah kesehatan dan nutrisi.

Let’s see.

Tambahan : secara historis, kuartal 2 bagi SIDO cenderung lebih rendah kinerjanya dibandingkan kuartal lainnya. Ini karena kuartal 2 yang beberapa tahun terakhir ada bulan puasa dan Lebaran, mempengaruhi penjualan. Disisi lain, ini juga nampak dipengaruhi kebiasaan aktivasi alias belanja iklan perusahaan konsumer yang rata rata sangat besar di bulan puasa dan Lebaran. Hal ini yang mempengaruhi beban promosi.


Eksplorasi konten lain dari @plbk.investasi

Mulai berlangganan untuk menerima artikel terbaru di email Anda.


Komentar

Tinggalkan komentar


Popular Categories



Cari tulisan saya disini